Pagi itu udara masih menyisakan nafas baru. Segar memenuhi
isi udara dan bumi intan pari. Terengah-engah nafas dan cucuran keringat
membasahi sekujur tubuh, dari gerombolan anak-anak sma n 1 karanganyar kelas 3
IPS 4, masih asik dengan permainan dan canda tawa. Anak-anak IPS 4, penunggu
kelas yang berwarna pink, yang sedang bersekolah mengukir cita-cita setinggi
langit...hehehe
Pagi itu, jadwal pelajaran olah raga. Sprint dan sepak
bola jadi favorite. Di antara gerombolan
itu terdapat seorang lelaki yang bertubuh sedang, warna kulit sawo matang tua,
berambut pendek cenderung ikal mendekati kriting Bombay, gigi besar-besar, tapi
jika tersenyum terlihat manis. Panggilannya “bags, bagio, ya, atau bahagia
tama”. Dia kemana-mana selalu memakai topi.
Topi adalah pelengkap pakaian yang wajib dipakai. Tanpa
topi dia tidak akan kemana-mana dan tidak bisa kemana-mana. Mungkin karena dia
malu berjerawat, penyakit anak remaja yang sedang puber hehehe. Padahal jerawat
itu seperti bintang di langit, penghias wajah.
Pendiam dan pemalu, kata orang-orang dia seperti itu. Bagi
dia hidup adalah langit yang mendung, tapi tak kunjung hujan dan menghadirkan
pelangi. Mendung ini terlalu lama, dan dia tidak memiliki payung atau tempat
berteduh. Dia selalu risau dengan masa depan dan tidak menikmati masa –masa
remajanya, dia habiskan berjuta-juta detik dengan berjuta-juta kata dalam
pikirannya, dia tuliskan puisi dan syair di buku hariannya dan buku-buku
pelajarannya, di kertas-kertas yang berserakan. Itulah dia..
“Bags”
Bagi dia, cinta itu adalah nanti ketika saatnya tiba..
Bagi dia, cinta itu nisbi belum jadi nyata
Bagi dia, cinta adalah masa depan yang belum jadi realita
Dia selalu merasa sendiri di antara keramaian kelas, berteman
topi dan puisi-puisi.
Hingga suatu ketika,
Ada wajah cantik menawarkan jeruk segar saat itu, setelah
jam pelajaran olah raga. Ditengah dahaga yang sudah sangat mendera. Di tanggal dan hari serta tahun yang sudah
lupa. 14 tahun yang lalu yaa 14 tahun yang lalu, nama bupati karanganyar pun
dia sudah lupa, nama presiden pun dia juga sudah lupa. Yang dia ingat hanya namanya,
yang tidak bisa disebutkan dengan kata-kata, cukup dibathin saja. Tinggi putih
rambut lurus agak sedikit bergelombang, giginya juga besar-besar tapi manis,
dan murah senyum.
Ibarat kemarau panjang, wajah cantik itu adalah tetesan
embun pagi nan segar. Menghijaukan gersangnya kemarau panjang.
Jeruknya sudah dia makan habis. Tapi wajahnya kenapa belum
habis-habis dari benak hatinya?.
Terbayang-bayang sepanjang mata pelajaran.
“Apakah ini namanya cinta ? “
“apalah cinta bagiku..lelaki yang masih mencari arti”
bathinnya.
“aku harus menemukan arti dulu, baru mengutarakan cinta” pikirannya.
Setelah hari itu, setiap pagi dia selalu terhanyut di
antara kursi-kursi dan meja-meja. Canda tawa dan celotehan anak-anak ips4
hanyalah kesunyian dari alam kubur. Matanya masih terhanyut dalam pandangan
perempuan shorga. Pada awalnya dia coba melupakan dan dipendam jauh-jauh
perasaan hati, tapi karena setiap hari bertemu di kelas kayaknya ga mungkin.
Dan lebih parah lagi, hari demi hari seiring intens komunikasi perasaan itu
semakin dalam, rasa ingin mengungkapkan dan rasa ingin memiliki lebih dalam
lagi. Jadi lagunya ari laso “nelangsa” dan Padi “sudahlah” menjadi temen
telinga setiap hari.
Dia merasa terlalu “pengecut”, terlalu banyak yang
dipikirkan, dalam hati kecilnya dia merasa ini ga penting, belum saatnya, masih
banyak hal lain yang harus dipikirkan. Puisi-puisi akhirnya berhamburan dari
tinta-tinta polpennya.
Secret admirer
Cinta ini terlalu suci untuk menjadi kecewa atau menjadi
rumit, Jadi pengagum rahasia akhirnya adalah pilihan, dan berteman itu lebih
aman. Dia jadikan “wajah cantik” itu sebagai inspirasi untuk lebih semangat lagi
bersekolah dan belajar. Jika bosan dan jenuh sedang melanda, cukup melirik
wajahnya yang manis itu jadi “adeeem” dan “segeeer” senyum senyum sendiri
jadinya..hehehe apalagi kalo lihat dia senyum..wow..wow..ingin rasanya teriak
di kelas..
Terimkasih untuk seseorang yang pernah menghiasai bagian
hidupku di masa remaja, menjadi penyemangat hari-hariku untuk meraih
cita-cita...
-Sekian-
Subahagia tama