I love U MORE









Sebagian kita merasa terpinggirkan ketika pasangan membantu meringankan beban. Lebih parah ketika hanya pasangan yang terlihat sibuk memenuhi kebutuhan. Hasilnya, ada ketimpangan harmoni sehingga; minder, bergantung, dan perasaan lainnya menciutkan asah, asih, asuh yang makin lama hambar terasa. Ukuran kemudian berubah, rumah tangga yang kita bangun atas nama cinta karena-Nya menjadi itung-itungan kontribusi yang feelingnya hanya berupa materi. Wajah gembira, senyum tulus, dan tempat menumpahkan segalanya kemudian tak lagi berarti.

Kita bisa berkaca Syits putra Adam, pribadi teguh yang tak tengadah meminta. Ia memilih merdeka dari pada bergelimang harta tapi hati, kebebasan, dan perasaan terpenjara. Sebelumnya, ia belajar banyak tentang akhirat maupun perangkat sukses di dunia. Syits yang bermakna pemberian Allah cepat menguasai keduanya. Tak heran jika Allah menganugerahkan kenabian kepadanya. Tak mungkin kita menyeru-Nya sementara kita gagal memanage keluarga.

Kedudukan kita di sisi-Nya bergantung pada kesuksesan keduanya. Allah tak mengistimewakan yang hebat akhiratnya tapi hancur dunianya, tak pula memprioritaskan yang jenius dunianya, tapi abal-abal bekalnya. Keduanya dianggap gagal karena penilaian Allah kumulatif sifatnya. Tak ada kontradiksi, karena kita diciptakan untuk menyembah-Nya, tapi diperintahkan makmurkan bumi-Nya. Mustahil kita meminta syurga sementara perangkatnya tak ada.

Diriwayatkan : Allah menurunkan 104 lembaran dan Syits mendapat jatah 50 (Tarikh At Thobari 153, Ad Durr Al Mantsuur 6/341). Dari 104, Syits mendapatkan hampir separuhnya. Tak perlu heran, karena makin buta kita akan sesuatu, makin butuh kita pada manual book untuk membantu. Pantas jika perusahaan memberikan manual book, karena mereka yang lebih mengerti kondisi ril produk. Karenanya, tak mungkin kita lepas dari buku panduan-Nya. Untungnya, sebelum diminta Allah telah menyiapkannya. Allah berfirman : Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui? (al mulk : 14).
Syits butuh 50 lembaran plus keahlian warisan ayahnya untuk bisa survive di kehidupan sederhana, Teknologi semisal internet, satelit, dan sebagainya belumlah ada. Tentunya, kebutuhan kita dan pasangan akan quran (manual book) dan teknologi kini lebih besar lagi. Lalu, kalau kemudian pasangan kita ternyata berpenghasilan, berpendidikan, dan lebih segalanya dari kita……………..kenapa???

Wallahu A'lam.

sumber E-Arrahman
http://e-arrahman.com/index.php

Pages