Duh Gusti





Duh Gusti
Duh Gusti..apa yang sekarang mesti aku perbuat ?. Rasanya nafas ini sudah mulai terasa sesak, enggan menghirup kelegaan lagi, pikiran jadi sempit, hampa, dan kosong. Uang di dompet tinggal tersisa dua puluh ribu rupiah, sementara di rekening hanya tersisa lima belas ribu rupiah (coba kalo lima belas ribu dollar), hutang sama teman sudah begitu menumpuk, bahkan menembus digit keenam, gila satu juta rupiah, parahnya lagi pekerjaan baru belum juga aku dapat sekarang. Baru saja dua posisi penting di dua perusahaan besar aku tidak lolos seleksi terakhir, biasa interview. Huh....Kegagalan demi kegagalan adalah pil pahit yang harus telan dalam dua bulan terakhir ini. Pengen rasanya teriak. “
“ Sudah cukup !! ..help me GOD I really need new job Now!!”

Akhirnya aku merasakan juga perasaan itu, perasaan yang teramat membosankan. Aku sangat bosan, bosan telah begitu lama berdiri membisu di antara tebing – tebing waktu yang luas membentang. Ingin rasanya aku berlari di antara doa – doa yang selalu saja tidak pernah berhenti kutiupkan tiap malam. Bertanya-tanya kenapa dan bagaimana? Apa kabarmu doa –doaku? Apakah penghuni langit menerimamu? Ataukah pintunya terlalu dingin untuk diketuk?. Sampai jenuh aku bertanya –tanya, tiba -tiba entah mengapa urat-urat persendian kakiku jadi teramat lemah, keseimbangan badanku yang simetris sudah mulai asimetris, aku menjadi sempoyongan, terjerembab secara simultan dan slow motion ke lantai keputus asaan. Astaghfirullah...Ampuni kami ya Allah. Engkau Maha Adil dan Bijaksana.

Di tengah –tengah kondisiku yang semakin hancur dan tidak karuan ini. Aku masih optimis bahwa indahnya mentari pagi selalu setia menanti diriku, setelah aku puas menghabiskan malam yang begitu gelap serta dingin, dan sunyi. akan menjadi terasa indah pula.
Aku tidak pernah menyesal, keputusanku keluar dari pekerjaanku sebelumnya dengan asumsi serta keyakinan dahsyat bahwa dalam rentang waktu maksimal dua bulan sudah mendapat pekerjaan baru, merupakan pemikiran yang hebat, aku menjadi risk taker dan over confident Terkadang dalam hidup ini kita harus mengambil resiko, ya 50:50 lah..kalo sukses yang Alhamdulillah kalo gagal yang tetep alhamdulillah bro. Tapi ingat perhitungan harus matang.

Pada intinya jangan selalu fokus pada kegagalannya dan sedih berlarut-larut. Jika kau mengalami kegagalan berapapun seringnya, itu merupakan jaminan juga kalo kamu bakalan sukses nantinya. Tapi dengan catatan asumsi dasar kita selalu belajar dari kegagalan tersebut dan mengambil hikmah. Allah itu Maha Pemurah koq, Ya to..? la wong dalam kegagalanpun kita masih diberi kesempatan untuk belajar memperbaiki diri. Allah selalu menunjukkan mana jalan yang baik dan benar dengan melewati kegagalan tersebut.
Masih teringat jelas di kepalaku waktu itu, denga begitu bersemangat Aku bilang sama Boss kalo aku memutuskan untuk resign. Pikiran atau pemikiran tersebut yang mulai direalisasikan, memang dirasa cukup membabi buta atau istilah bekennya “keputus asaan yang begitu bersemangat” Hahahaha...Oalah....... istilah baru apa lagi ini..apa ini bentuk baru istilah dari bahasa para motivator yang sekarang mulai menjamur di Indonesia ?. Memang aku pikir -pikir bangsa ini perlu motivasi yang hebat untuk maju. Salah satunya untuk diriku ini “wong cilik”.
(Kembali ke nasibku).
Aku berupaya mencari pekerjaan yang melulu tidak hanya rutinitas, tapi aku butuh pekerjaan yang bisa memberiku ruang untuk tumbuh berkembang. Mengoptimalkan daya pikir, imajinasi, dan kreatifitas. Minimal aku sudah cukup berani untuk melangkah, aku sudah berani untuk menjadi “gembel”. Lho gembel koq ikut-ikutan ??, kata barusan itu kata yang sebenarnya sudah aku hapus dari kamus bahasa Indonesia di otakku.
Lho yaiyalah masa ya iya dong? ga mungkin ah masa sarjana ekonomi dari universitas terkemuka di Indonesia dengan IPK 3,34 jadi “Gembel”? wah nasib sedang linglung nich melanggar pakem konsep – konsep hidup. Hehehe....
Lah..bisa aja To?
la wong kamu ga kerja, dapat uang dari mana?
“Jadi orang koq aneh..sadar bag,”.
Aku sudah berusaha, uwis tirakatan. Gagal dalam hidup itu sudah biasa. Dengan gagal kita bisa merasakan apa itu bangkit. Dengan gagal kita bisa merasakan apa itu bertahan, apa itu sukses, apa itu menghargai perjuangan. Memang resiko yang aku ambil ini telah hampir membuatku berjalan ke arah kehancuran dan mengecewakan semua pihak. Apalagi Ibu-Bapak, aku sampe bingung harus bagaimana lagi. Aku membayar cukup mahal untuk harapan ini, harapan bahwasanya semua hidupku akan menjadi lebih baik. Semuanya malah berantakan, menjadi tidak karuan, akan menambah beban berat bagi nasibku sendiri.
Aku menyadari kalo aku hanya manusia biasa, aku mungkin sudah sangat, sangat terbiasa dengan kekecewaan karena gagal.
Tapi dalam kondisi apapun aku tetep “keep moving forward” terus maju ke depan. Karena Allah telah menyiapkan suatu rencana hebat dan besar untukku, hanya aku yang diserahi misi besar itu, hanya aku, aku adalah hamba terpilih. Untuk mempersiapkannya, aku harus terasah agar tajam. Ibarat berlian aku masih perlu di asah agar berkilau. insyaAllah dengan berbagai masalah kita jadi bisa lebih dewasa dan berfikir arif dalam melihat berbagai situasi. Menjadi manusia sukses kuncinya adalah bersyukur, tetep semangat, dan berfikir positif.
Allah sangat sayang sama HambaNya, ketika sakitpun dosa-dosa kita diampuni. Maha suci Allah, Maha besar, maha Agung, jadikan kami hamba-hambamu yang bersyukur.
Sekian hanya aku ingin berbagi mozaik hidup saja. Jika kehidupan ini adalah lukisan yang sangat besar dan indah. Kehidupanku adalah satu goresan di tepi lukisan itu dekat bingkai. Tetep semangat. Allah bersama Kita.
Rekomendasi bacaan “ESQ Power” by Ginanjar
Wassalam...

Pages